Sabtu, 29 September 2012

Catatan Kecil dari Bali

































Mungkin akan terlihat berlebihan dan “leubay”. Tapi inilah catatan yang aku tulis. Agar jika nanti suatu saat aku lupa, aku dapat mengingatnya dengan membuka kembali catatan kecil ini. Sebuah hadiah dan oleh-oleh terbesar yang sebenarnya ingin kuberi. Catatan sederhana tentang sebuah pengalaman dan perasaan.







Kamis, 30  Agustus 2012
Hari ini aku berangkat ke Bali. Rencanaku adalah untuk Kerja Praktik bersama temanku. Tapi ada beberapa niatan yang telah kuazamkan, yaitu aku ingin mendapatkan beberapa hal dan pelajaran yang ingin kudapatkan disana. Diantaranya adalah :
-       Iman
Hidup di lingkungan minoritas sepertinya tidaklah mudah, tapi bayanganku adalah kehidupan minoritas pasti mempunyai ikatan ukhuwah yang lebih kuat. Dan lingkungan yang berbeda pasti akan memberikan ujian yang lebih daripada di lingkungan mayoritas.
-       Cinta
Sulit untuk mendeskripsikannya, rasa cinta kepada dia membuatku seperti akan menjalani “hubungan jarak jauh”. Ya, dia memang bukan milikku. Tapi disana aku ingin mendapatkan apa itu arti cinta yang sesungguhnya.
-       Kerja keras
Kerja Praktik pastinya berhubungan dengan para pekerja di proyek. Dunia kerja yang Insya Allah akan kujalani pasti tidak jauh dari ini. Dari sini aku ingin mengerti apa itu arti dari kerja keras untuk sebuah penghasilan.
Sebelum berangkat aku sempatkan untuk berpamitan kepada orang-orang yang kucinta. Ayah, ibu, kakak, nenek, dan yang pastinya dia. Ayah dan ibu menyempatkan untuk mengantarku sampai ke tempat pemberangkatan. Sesaat sebelum berangkat aku sempatkan untuk menelepon dia. Ya, menghubungi sesaat hanya untuk sekedar berpamitan.
Perjalanan yang pastinya akan sangaaat panjang dan melelahkan. Dan sejuta petualangan telah menungguku disana.


Jum’at, 31 Agustus 2012
Hari pertama aku menginjakkan kaki di Bali pukul 18.00 wib. Setelah menempuh perjalanan jauh dengan bis. Kemudian aku menyebrangi selat Bali dengan kapal ferry. Tidak sebesar saat aku menyebrangi selat sunda, kurang lebih hampir 4 tahun yang lalu saat aku pergi ke lampung.
Suasana yang tidak bisa dibayar dengan apapun. Matahari terbenam dibalik gunung tinggi, angin laut yang berhembus kencang, ombak dan gelombang tenang di selat Bali. Tapi sayang, pemandangan yang begitu indah hanya kuhabiskan sendiri.
Tak lama setelah sampai di Bali, dia mengirimku pesan singkat yang berisi bahwa hari ini adalah hari yang tak akan dia lupakan. Cobaan berat melandanya dan pacarnya. Kemudian dimalam harinya aku menelponnya, tak terasa hampir 1 jam kita berbincang. Dan dari cerita yang dia ceritakan, sangat menunjukkan betapa dia sayang, cinta dan percaya kepada pacarnya. Pantas saja dia mengatakan tak bisa meninggalkan pacarnya. Ternyata bukanlah perkataan biasa yang aku duga sebelumnya. Tapi dia sepertinya memanglah sungguh-sungguh. Dan bulan saat itu sangat indah.

Sabtu, 01 September 2012
Hari kedua di Bali, temanku dan ayahnya langsung mengajakku ke lokasi proyek untuk melihat tempat kerja praktikku nanti. Ayahnya mengantar kami dengan mobil. Sambil melintasi jalanan kota Denpasar yang masih asing bagiku, ayahnyapun memutar lagu dengan playlist lagu-lagu cinta tempo dulu.
Mulai terfikir untuk belajar mencintai tanpa harus memiliki. Tapi salahkah aku merindukan dia yang bukan milikku. Aku rasa tidak. Dan aku teringat sebuah kata-kata mutiara yang pernah aku baca.
“mencintai itu adalah keindahan,
dicintai itu adalah lebih dari indah,
tapi dicintai orang yang kita cintai adalah segalanya”
ya, dicintai orang yang kita cinta adalah segalanya, meskipun tak selamanya harus saling memiliki. Indah memang, tapi sekaligus perih. Bahagia, tapi hanyalah kebahagiaan semu.
Ya, sudahlah. Festival layangan di pantai Gianyarpun kujadikan sebagai pengalih rasaku sejenak.
Dimalam harinya aku bercerita dengan temanku, dan aku mulai menulis “catatan kecil dari Bali” ini.

Minggu, 02 September 2012
Pagi ini sholat shubuh dirumah. Lalu naik motor untuk pergi ke rumah temanku yang lain. Setelah itu kami pergi ke lapangan renon untuk lari pagi. Setelah lari temanku menawarkan jajanan di lapangan tersebut. Aku sangat hati-hati dan khawatir makanan disini halal atau tidaknya. Tapi ya, temanku lebih mengerti. Maka akupun tidak menolaknya.
Setelah lari kami pulang dan melewati sebuah gereja besar dengan patung-patungnya. Entah patung apa. Oh ya, ketika kami akan pulang setelah lari. Seorang juru parkir menanyakan kepada kami “anda muslim?” aku kaget dan mengira bahwa dia muslim juga. Aku sempat senang. Tapi ternyata dia adalah seorang hindu. Ya mungkin hanya sekedar toleransi beragama, diapun mengucapkan selamat hari raya kepada kami.
Setelah dirumah aku menonton film kartun di televisi. Teringat masa kecilku yang sangat indah. Aku yang masih lugu dan selalu ceria. Apapun yang terjadi. Tak seperti sekarang..
Sekarang masalah serasa terasa berat dan yaa, mungkin sedikit di dramatisir. Masalah kuliah, teman, gadget, keluarga, pekerjaan nanti. Dan cinta...
Aku merindukan diriku yang dulu. Diriku yang begitu merdeka, tak hirau apapun yang terjadi. Ya, diriku yang selalu ceria.
Setelah lelah, saat menonton televisi aku merasakan rindu mendadak kepada dia. Tapi aku tertidur sebentar dan ketika terbangun rasa itu hilang kembali.
Teringat perbincangan semalam sebelum tidur. Cinta, sayang, dan ikhlas. Ternyata diatas cinta dan sayang adalah ikhlas. Ya, ikhlas. Dan jika harus menjalani HTS pun itu hanyalah kebahagiaan semu.
Hari ini kami tidak jadi pergi ke tempat proyek karena ada temanya temanku datang. Kamipun pergi ke masjid sebelum pergi bermain. Serentak aku merinding dan ingin menangis ketika melihat sertifikat mualaf yang ditempel di mading masjid.
Setelah itu kami pergi ke pantai kuta untuk menyaksikan sunset sore itu. Sayang hanya bisa kusaksikan bersama temanku saja. Sepertinya indah jika kusaksikan bersama dia.

Senin, 03 September 2012
Ketika pagi aku terbangun dan merasa bahwa semuanya salah dan tidak perlu, tapi lama-kelamaan rasa itu muncul kembali.
Hari ini hari pertama sholat shubuh berjamaah di masjid. Tak seperti yang kusangka ternyata jamaahnya begitu banyak. Ya keadaan minoritas lah yang menyebabkan hal ini.
Dan hari ini teman-teman KKN-ku berkumpul. Aku dan kedua temanku yang lain ternyata tidak bisa hadir. Aku merasa sedih karena tak seorangpun yang menanyakan kabarku atau sekedar menyapa. Yasudah aku yang menyapa dan bertanya lebih dahulu.
Dimalam hari aku mengotak-ngatik laptop-ku dan ternyata bluescreen. Aku bingung, sedih dan pusing. Laptop yang biasa ku pakai tiba-tiba tidak bisa dipakai. Ya kecewa, sedih tepatnya. Disaat ini lah aku membutuhkan seseorang untuk menghibur dan menyemangatiku. Aku langsung teringat dia. Namun ketika malam itu dia sedang dalam perjalanan. Dan ketika dia membalas pesan singkatku ternyata tidak sesuai dengan yang kuharapkan. Dia bilang dia tidak bisa menghibur orang. Yasudah, aku mencukupkan diri saja. Cukup dengan menghubungi dia saja sudah kurasa cukup.
Bukan aku menyerah, tapi ya sudah mentok dengan laptop-ku yang tak kunjung benar kembali. Aku memutuskan untuk tidur. Ya mudah-mudahan besok bisa.

Selasa, 04 September 2012
Di pagi hari aku langsung membuka laptop­-ku dan mencoba searching di internet kembali bagaimana caranya untuk memperbaiki laptop-ku. Dan, ternyata bisa. Ada beberapa pelajaran yang dapat kuambil dari kejadian itu.
Dalam menyelesaikan masalah tidak bisa harus saat itu juga diselesaikan. Ada masalah yang butuh waktu untuk menyelesaikannya. Ada saatnya kita harus berhenti sejenak, kemudian melanjutkannya lagi. Dan itu menegaskan bahwa semuanya indah pada waktunya. Dan jika kita mau berusaha dan terus belajar pasti bisa dan ada jalannya.
Kemudian aku menelepon dia, aku menceritakan hal tersebut. Dan kami berbincang-bincang. Tak lama, dia meminta menyudahi perbincangan karena akan pergi ke kampus. Tak lama setelah dia sampai dikampus. Dia mengirim pesan singkat kepadaku. Yang intinya aku menanggapi bahwa dia ternyata tidak bisa menjaga perasaan. Ya nampaknya tidak sebaik yang diduga. Tapi pasti tak seburuk yang diduga juga. Dan aku langsung menyampaikan rasa kecewaku. Dia mengatakan bahwa ternyata sifatku mirip dengan mantan pacarnya. Dia menyukai laki-laki lainnya lagi. Lalu aku mengatakan jangan sampai dia berharap dan seolah memberi harapan tapi mengecewakan. Dia berkata tak pernah berharap kepada siapapun. Aku katakan dusta, maksudku adalah bercanda dan agar dia sadar untuk lebih menjaga perasaan. Kemudian dia mengirim pesan singkat yang berisi
”Jika dalam cintamu, hatimu lebih sering terluka daripada digembirakannya, maka lepaskanlah dari genggaman penuh khawatirmu. Jika dia memang cinta sejatimu, dia akan kembali sebagai belahan jiwa yang memuliakanmu. Tapi jika dia tak pernah kembali, maka memang dari awal dia tak pernah direncanakan bagimu. Hapuslah sedihmu, indahkan dirimu dan harumkanlah ruang tamu dihatimu bagi cinta yang baru (mario teguh)”
Lalu dia meminta untuk diyakinkan bahwa pacarnya yang sekarang adalah yang terbaik untuknya.
Aku berjanji mulai hari ini saya akan benar-benar belajar ikhlas. Apapun yang terjadi. Aku tak akan menunjukkan bahwa diriku sakit, sedih, cemburu dan yang lainnya. Semuanya akan kutuliskan dalam catatan kecilku ini.
Yang terbaik bukanlah yang paling baik sifatnya, bukan yang paling bagus, bukan yang paling sholeh, bukan yang paling mapan, dan bukanlah yang paling segalanya. Tapi, yang terbaik adalah yang terbaik. Dan Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita mau.
Aku sangat senang jika ada orang yang berpendapat tentang bagaimana sifatku. Aku penasaran dan menanyakan lagi kepada dia bagaimana sifatku. Tapi ternyata hal itu membuat dia merasa kesal. Kemudian dia mengacuhkanku. Yasudahlah, mungkin esok hari semuanya kembali baik. Toh, aku sudah meminta maaf.

Rabu, 05 September 2012
Memang benar ternyata penyelesaian masalah butuh waktu. Tak bisa diselesaikan sekaligus. Di pagi hari keadaan membaik.
Disaat di proyek aku melihat seorang bapak cukup tua sedang bekerja mengerjakan bronjong. Posturnya yang mirip ayahku membuat hatiku sedikit tersentuh. Dan aku merenung sejenak. Dia sudah cukup tua namun masih harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Pekerjaan yang menurutku tak layak ia lakukan di usianya yang sudah cukup tua. Seharusnya dia diam di rumah. Anaknya lah yang seharusnya menafkahinya. Ayah, terima kasih. Maaf...
Setelah dari proyek, dijalan menuju rumah aku dan temanku menyempatkan untuk memfoto pemandangan indah pantai di gianyar. Namun pemandangan indah yang diabadikan dalam kamera tidaklah seindah jika kita melihatnya langsung.
Kesorean harinya, aku sedikit ingin tahu siapa pacarnya. Lewat jejaring sosial aku mengetahuinya.
Dan kemudian saat sholat isya aku berangkat ke masjid bersama temanku. Di sepanjang jalan aku berkata, berdoa dan memohon dalam hati “ikhlaskan hati ini ya Allah”. Akupun sempat menangis dalam sholatku. Dan aku memohon, siapapun, ajarkan aku ilmu ikhlas. Ya, aku sangat ingin menangis.
Dan kemudian aku berpikir tak akan mengirimkan surat yang tadinya akan kukirim. Tapi surat itu akan tetap kutulis.
Dimalam harinya, aku mengirim pesan singkat kepada dia hanya untuk berbincang dan memastikan dia sudah tidak kesal kepadaku. Tapi dari kata-kata yang dia kirimkan, aku merasakan... Dia berubah.

Kamis, 06 September 2012
Ya, dia memang berubah. Mulai sekarang aku benar-benar tak akan berharap kepada dia lagi. Lebih baik hampa daripada sakit dan kecewa. Ya, mungkin lebih baik begini.
Setelah shubuh aku tidur kembali, kemudian temanku menelepon. Dan dia mengingatkanku pada dia. Mengesalkan memang, tapi yasudahlah. Lalu aku teringat mimpiku saat tadi tidur.
Singkatnya aku bersama dia dan temanku itu berada di suatu tempat. Kemudian aku tiba-tiba mengendarai sebuah bis. Aku terus melaju dan meninggalkan dia dan teman-temanku. Bis itu kosong. Kemudian setelah melaju jauh bisku berhenti. Aku turun dan ingin melihat ke belakang. Memastikan apakah dia ada di belakang. Ketika aku menaiki bukit untuk melihatnya, aku terbangun karena telepon dari temanku tadi.
Hikmahnya mungkin, “melajulah terus dan tinggalkan dia dan temanku, walaupun bis itu kosong”. Dan ketika aku ingin melihat ke belakang, nampaknya Allah masih merahasiakannya.
Kemudian aku menonton salah satu acara di televisi. Acara itu melakukan percobaan ilmiah untuk menyatukan air dan minyak. Ternyata mau bagaimanapun air dan minyak tak akan bisa bersatu, meskipun sudah dikocok. Tapi mereka masih bisa hidup bersama..
Namun, ada yang dapat menyatukan air dan minyak ternyata. Adalah pengelmusi yaitu sabun.
Aku dan dia mungkin tak bisa bersatu untuk saat ini mau dibagaimanakanpun juga. Tapi kita masih bisa hidup bersamaan. Dan, jika nanti dapat bersatu. “pengemulsinya” adalah Allah.
Aku berjanji dan berniat, mulai hari ini tak akan menuliskan perihal cinta dalam catatan kecil ini. Aku hanya ingin menuliskan tentang kehidupan.
Mungkin aku akan sedikit ingkar janji kepada dia. Tapi mungkin ini adalah hal yang paling logis. Hal yang paling baik mungkin. Dia mau menjauh atau tidak sekarang mungkin atau memang tak akan berpengaruh. Membuat dia memilih menjadi milikku.
Malam ini aku berniat untuk terakhir menghubungi, tadinya aku ingin menelpon. Namun sudah beberapa kali nomornya sedang sibuk. Ya, sudahlah. Berarti tak akan kuhubungi lagi. Kecewa memang.
Tapi ternyata tak lama aku membuka laptop-ku dan online. Ternyata dia sedang online juga. Yasudah kami berbincang disana. Perasaanku benar, dia menjadi dingin dan terlihat kurang semangat adalah karena dia dalam badmood. Hemmmm, aku pikir sebelumnya adalah karena dia memang ingin menjauh. Dan disitu kami berbincang banyak hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul 02.00 WITA. Yasudah, kami mengakhiri perbincangan.

Jum’at, 07 September 2012
Hari ini, aku ingin benar-benar merdeka. Benar-benar ikhlas. Aku tak ingin memikirkan “hal itu” untuk sementara. Disini aku ingin fokus dulu untuk kerja praktik dan kembali mengejar cita-cita yang sudah kuinginkan sejak lama.
Pagi ini kami tidak pergi ke proyek untuk kerja praktik. Kami pergi kantor ayah temanku. Disana, aku mulai mencari-cari beasiswa S2 ke luar negeri. Ya, cita-citaku saat pertama kuliah yang sempat terlupakan. Aku sangat senang dan fokus untuk mencarinya di internet. Dia pun seolah terlupakan sejenak. Dan aku tidak merasakan rasa galau kembali.
Disiang hari kami pergi ke sebuah musholla untuk menunaikan ibadah sholat Jum’at. Membayangkan hidup di lingkungan minoritas, pasti jamaahnya tidak banyak. Benar saja, jamaah sholat Jum’at siang ini hanyalah 24 orang. Imam syafi’i berpendapat jamaah minimal adalah 40 orang. Namun khotib mengatakan ada pendapat lain yang mengatakan bahwa jumlah minimum jamaah 20 orang. Maka jamaah kami cukup dan kami melakukan sholat Jum’at.
Di sore hari aku dan temanku menonton film the expendable 2010. Film yang sudah lama namun aku baru mengetahui bahwa film tersebut dibintangi oleh aktor-aktor laga legendaris dan fenomenal yang terkenal. Seperti Jet li, Arnold Swatzeniger, dan yang lainnya. Namun aktor yang sangat kukagumi adalah Silvestre Stallone. Karismanya saat membintangi film Ramboo yang membuatku kagum. Dan juga film Rocky.
Setelah itu aku chating dengan teman lamaku di SMA. Aku menanyakan kabar dan bercerita tentang dia. Aku menceritakan bahwa dia suka padaku dan sebagainya. Namun aku katakan bahwa dia sudah punya pacar. Temanku berpendapat bahwa dia tidak baik karena sudah memiliki pacar tapi suka juga ke orang lain. Hemmmm..
Entahlah, memang benar. Jika aku dalam posisi pacarnya aku juga pasti kecewa. Dia ternyata tak bisa menjaga perasaan ketika dibelakang. Tapi ya entahlah. Dia orang yang baik. Tapi entah mengapa dia begitu. Sifat yang memang tidak bisa dirubah atau apa.
Ketika di malam harinya. Aku online, diapun online. Aku sudah berniat tak akan menghubunginya. Namun ternyata, dia menyapa duluan. Yasudah kami mengobrol, meskipun tidak banyak.


Sabtu, 08 September 2012
Hari ini aku pergi ke kintamani. Ya sekedar berhibur dengan temanku. Dan aku ingin belajar bahagia tanpa dia. Tapi saat sampai di kintamani aku masih belum bisa. Aku mengirim pesan singkat kepada dia, sekedar berbagi kebahagiaan. Tak berharap dia membalas pesanku. Ternyata pemandangan disana luar biasa indah. Gunung yang tinggi, lalu danau luuuas yang sangat indah. Salah satu maha karya Allah yang aku temukan disini. Sudah waktu dzuhur saat itu. Kami mencari tempat untuk sholat rasanya sulit. Lalu setelah berjalan cukup jauh kami menemukan masjid cukup besar di pinggir jalan. Hah, legaaa rasanya. Rasa yang sangat indah luar biasa. Bertemu dengan masjid itu rasanya jaaauh lebih bahagia dibanding bertemu apapun dan siapapun. Ya, siapapun :)
Kemudian kami melewati sebuah jembatan panjang yang cukup bagus. Ya mirip jembatan rajamandala lah. Namun ini skala kecilnya. Hehe.. Nah, ada kejadian lucu disitu. Setelah berfoto-foto, kami sempatkan untuk membeli gorengan di pinggir jalan. Aku dan temanku mengobrol memakai bahasa sunda. Temanku mengatakan “teu ngeunah nya, teu jiga nu di lapang”. Akupun mengiyakan karena memang beda. Ternyata, saat kami makan. Kami mendengar pedagang gorengan itu mengobrol dengan temannya sesama pedagang menggunakan bahasa sunda. Kamipun langsung kaget dan serba salah serta salah tingkah. Yaa, mudah-mudahan pedagang itu tidak mendengar ketika kami mengobrol :p
Sore dan malam hari aku sempatkan untuk mengobrol dengan teman-temanku lewat jejaring sosial. Salah satu cara “berpaling” dari dia. Daaaaan banyak sekali teman yang bisa kusapa dan kuajak ngobrol. Tempo hari aku membuatkan sebuah surat cinta untuk saudara dari temanku untuk ospek masuk universitas. Dan ternyata surat itu menang. Dan dia mendapatkan hadiah cokelat dari kakak seniornya. Hahaha. Akupun bingung dan menanyakan kepada temanku kenapa surat itu bisa menang, surat yang menurutku sangat simple. Ya, mungkin karena simple, jujur, to the point, dan tidak lebay. Hehe

Minggu, 09 September 2012
Pagi ini aku terbangun karena aku bermimpi dia menelponku. Kaget memang, dalam mimpiku dia mengatakan “aku sayang kamu”. Hah, sudahlah.
Aku dan temanku pun bergegas pergi ke masjid. Rencananya hari ini ada penceramah datang yang akan mengisi kuliah shubuh. Dan ternyata benar.
Isi materinya adalah tentang Silaturahim.  Ada sebuah simulasi yang membuatku cukup kebingungan. Penceramah minta setiap orang dari jamaah untuk saling mengenal 3 orang ke kanan dan ke kiri. Dan katanya nanti akan di tes. Akupun bingung, malu dan kikuk. Sebagai pendatang baru dan sementara disini jelas aku bingung. Duduk saja dan tersenyum, hingga ada yang bertanya kepadaku “dimana tinggal?” aku tak tahu dan aku hanya menjawab “saya ikut teman disini”. Hah, hatiku sudah berdebar takut jika nanti benar-benar di tes. Namun akhirnya entah lupa atau bagaimana, penceramah tadi tak jadi mentes. Lega rasanya.
Ada sebuah kisah juga yang disampaikan penceramah. Ada seorang ayah yang menasihati anaknya yang pemarah. Ayah itu mengatakan pada anaknya bahwa jika tiap kali dia marah. Maka tancapkanlah 1 paku dengan palu ke sebuah batang kayu yang sudah ayah itu siapkan. Tak lama setelah satu minggu kayu itupun penuh dengan paku. Lalu ayah itu bertanya pada anaknya “bagaimana kelihatannya?”. “buruk yah”, jawab anaknya. “itulah hatimu yang penuh kotor karena amarahmu”. Lalu anak itu mengusulkan peraturan. Bagaimana jika tiap kali anak itu berhasil menahan amarahnya, maka 1 paku di batang kayu itu dicabut. Ayah itupun menyetujuinya.
Tak sampai 1 minggu paku-paku di batang kayu itupun sudah tercabut semua. Lalu ayah itu kembali membawa anaknya untuk melihat batang kayu tersebut. “bagaimana?” tanya ayah. “pakunya sudah tercabut semua yah”, kata anaknya. “ya, sudah tercabut semua dan pakunya sudah tidak ada lagi. Tapi lihatlah, masih ada bekas lubang paku di batang kayu itu. Sama juga dengan hati orang-orang yang telah kau sakiti. Maka bertaubatlah”.
Setelah pulang ke rumah. Aku ingin menikmati hari minggu ini. Aku ingin menonton film kartun di televisi untuk kembali mengingat indahnya masa kecilku. Ya, masa kecil yang sangat indah. Yang kutahu hanyalah bermain, sekolah, nonton kartun, main bola daaaaaan banyak hal yang sangat membuatku bahagia. Hidup bebas dengan imajinasi liar. Itulah masa kecilku. Indahya....
Di siang hari aku dan temanku pergi ke bengkel untuk memperbaiki mobil ayah temanku yang rusak. Ketika sampai di bengkel aku melihat motor pemilik bengkel itu menggunakan bahan bakar gas. Inovasi yang menarik dan lebih ramah lingkungan. Dan tak lama setelah sampai di bengkel, waktu dzuhur tiba. Dengan begitu tergesa-gesanya pemilik bengkel itu dan anaknya mengambil motor dan segera pergi ke masjid, kamipun ikut. Entah semangat apa yang menyebabkan mereka begitu tergesanya. Mungkin karena kehidupan minoritas disini dan juga tidak mudahnya menemukan masjid dimana-mana. Maka semangat untuk beribadah sangatlah kuat, dan yang pastinya karena iman.
Setelah pulang dari masjid akupun duduk-duduk di ruangan di bengkel itu. Aku mendapat sms yang berisikan “hidup ini selalu harus memilih. Pilihlah apa saja yang disukai Allah. Pasti tak akan rugi. Jangan memanjakan nafsu, akan rugi”. Ya, jangan bingung kita harus memilih yang mana. Pilihlah yang Allah suka, meskipun terkadang bertentangan dengan keinginan kita. Tapi harus yakin, Allah lebih tau mana yang terbaik dan mana yang dapat membuat kita benar-benar bahagia.
Ada beberapa hal yang kemudian aku pikirkan. Jika dia hanya menjadi orang untuk sekedar teman mengobrol dan untuk berbagi kebahagiaan, kupikir banyak teman-temanku yang dapat kuajak ngobrol dan kubagi kebahagiaanku. Tapi orang yang selalu perhatian dan, yaa. mengertilah... orang “spesial”.
Jika ada orang yang seharusnya dirindukan, mungkin seharusnya adalah kedua orang tuaku. Entah seberapa anehnya diriku... sudahlah.
Akupun merasa khawatir jika aku telah di Bandung nanti. Apakah aku akan mengharapkannya kembali. Karena pastinya jarak yang dekat memungkinkan kita bertemu. Namun, semua memang dari awalnya kurasa tidak mungkin. Seiring waktu semuanya seolah menjadi mungkin. Dan, sekarang semuanya seolah menjadi tidak mungkin kembali.
“tak perlu merebut kebahagiaan orang lain untuk bisa bahagia. Carilah dan temukan kebahagiaanmu sendiri”
Dimalam hari aku ditelepon oleh temanku. Mengabarkan bahwa temanku dan temannya sedang kencan. Ya, aku ikut bahagia. Semoga mereka diberi yang terbaik. Teman laki-laki ku ternyata menyatakan perasaannya kepada teman perempuanku. Ya, semoga diberi yang terbaik. Yang aku tahu, mereka berdua mempunyai visi yang sama. Mereka berdua sudah benar-benar ingin serius. Ya, mudah-mudahan hal yang terbaik terjadi.

Senin, 10 September 2012
Pagi ini seperti biasa aku dan temanku pergi ke proyek tempat kami kerja praktik. Namun setelah sampai disana ternyata 3 dari 4 alat berat rusak dan sedang diperbaiki. Dan temanku ditelepon oleh ayahnya untuk datang ke kantor. Tak lamapun kami pergi ke kantor, tapi di jalan ditelepon lagi. Tak usah ke kantor kata ayahnya, yasudah kami pulang ke rumah.
Di siang harinya aku menanyakan perkembangan kabar temanku. Nampaknya dia diterima. Aku turut bahagia :) .. tak ada kata-kata lain.
Oh iya, sebelum ke rumah aku sempatkan untuk mampir ke pasar tempat oleh-oleh. Belum niat beli sih, tapi ya sekedar melihat-lihat oleh-oleh apa yang kira-kira bisa kubawa.
Saat aku melihat banyak benda yang dapat kujadikan oleh-oleh. Namun tiba-tiba saat melihat baju dan aksesoris, aku teringat dia. Rasanya ingin membelikan ini dan itu untuk oleh-oleh. Aku tiba-tiba linglung dan sedikit melamun.
Sesaat sampai di rumah. Aku hanya bisa menahan perasaanku. Rindu, tapi tak ada yang bisa kulakukan. Aku bercerita kepada temanku. Dan, tak terasa air mata tak bisa kutahan.
Lalu, ada salah satu temanku bercerita. Kasus yang hampir mirip denganku. Namun, dia belum menjelaskannya lebih lagi. Yang jelas, mirip lah. Tapi dia mungkin sedikit lebih beruntung.
Lalu, saat itu dia online, aku bingung mau menyapa atau tidak. Hatikupun bergejolak disitu. Jelas bingung dan serba salah. Yasudah aku pergi ke masjid untuk sholat maghrib. Dan, akhirnya aku merasa tenang dan semuanya seolah beres. Aku tidak menyapanya.
Bukan sombong atau ingkar janji, tapi aku mencoba untuk membantu dia tetap yakin pada pacarnya yang sekarang. Bukan aku tak sayang lagi padanya. Justru aku sangat sayang, namun aku bingung dan dilema.

Selasa, 11 September 2012
Hari ini sepertinya tak ada yang begitu spesial. Aku menjalani hari seperti biasanya.
Ada pertanyaan yang sampai sekarang belum ada yang bisa menjawab. Kapan harus mengikuti logika, kapan harus mengikuti perasaan. Ya, intinya harus tetap mempertahankan, memperjuangkan dan maju terus, atau mundur teratur dan mengikhlaskannya. Ada yang bilang cinta itu butuh pengorbanan dan perjuangan. Namun disisi lain.....
Aku pernah katakan tak janji bisa menunggu dia, bukan tidak setia atau serius. Tapi begitulah secara logikanya, karena dia sudah mantap. Tapi, hidup masihlah panjang. Apapun bisa terjadi.
Di malam hari aku coba untuk menghubunginya, dua kali aku kirim pesan singkat. Namun dia tidak membalas. Entah mengapa, dulu pesan yang bisa dikatakan tidak penting sekalipun pasti dia balas. Mungkin memang dia telah berubah, atau sudah tidak sayang lagi. Namun, bisa saja dia sedang mencoba untuk move on. Entahlah.....

Rabu, 12 September 2012
Aku pergi ke proyek sendiri hari ini. Karena temanku ada keperluan. Dalam perjalanan, biasanya aku mengendarai motor dengan kecepatan cukup tinggi. Namun kali ini aku ingin menikmati suasana. Dan dalam perjalanan, aku seolah berbicara kepada diri sendiri dan menegaskan bahwa “untuk sekarang tak ada yang perlu dilakukan. Diam, dan tunggu. Untuk sekarang fokus dulu disini. Soal nanti, ya nanti. Itu bagaimana nanti kamu di Bandung. Aku tau kamu kangen dia, sayang dia. Tapi, untuk sekarang sampai nanti kamu pulang... tak ada yang harus dan perlu dilakukan. Biarkan diam dulu”
Saat istirahat siang itu aku pergi ke masjid. Rasanya aku ingin menangis dan hanya ingin mengeluh kepada Allah. Tapi ternyata, sulit untuk menangis. Kesal, ya mungkin karena saat itu aku tidak benar-benar memasrahkan diri.
Dan sebenarnya hidup kita itu indah jika kita mau bersyukur. Ya memang, mungkin sekarang dia bukanlah milikku. Tapi lihat, coba perhatikan. Matahari masih bersinar, angin masih bertiup, dan aku masih bernafas.
Saat sampai di rumah aku coba membaca tulisan di blog teman SMA-ku yang belum sempat kubaca. Dan ternyata, isinya adalah tentang asal mula geng kami saat SMA. Gengnya bernama ROBO. Aku lupa bahwa aku memiliki sahabat-sahabat terbaik yang pernah kukenal. Dan akupun senang dan kembali teringat masa-masa SMA. Ya, masa yang indah. Dan bertambah syukurku, nikmat Tuhan mana lagi yang aku dustakan. Meskipun aku sedang sedih, tapi ingat aku pernah bahagia. Kehidupan memang tak selamanya bahagia, tapi tak juga selamanya sedih. Dan aku, ingin selalu dan terus bahagia. Karena bahagia itu datangnya dari dalam diri sendiri. Apapun yang terjadi jika kita bersyukur dan ikhlas maka Insya Allah pasti akan bahagia.
Teringat hari rabu, 2 minggu yang lalu. Aku memberikan kepada dia sebuah surat sebelum aku pergi ke Bali.
“...........
Besok saya berangkat, kurang lebih sebulan saya disana. Perpisahan ini jangan menjadi perenggang hubungan, tapi penguat rindu saat bertemu.
Selama sebulan penuh kita sama sekali ga akan ketemu.
Maaf, selama disana saya ga bisa jagain kamu. Ga ada disisi kamu kalau kamu butuh. Tapi disana saya bakal doain kamu supaya baik-baik aja. Dan bakal terus jaga komunikasi. Saya bakalan rindu dan inget terus sama kamu.
Jangan khawatir, Insya Allah saya bakal baik-baik aja disana. Saya janji bakal balik lagi ke Bandung buat ketemu kamu, keluarga, sama temen-temen saya. Janji
Kamu baik-baik di Bandung ya. Tunggu saya pulang... “
Ya, dia mengatakan dia kaget saat membaca surat itu. Dia mengatakan jika pacarku yang membaca pasti menangis. Tapi, dia bukanlah pacarku.
Kata-kata dalam surat itu sekarang seperti tak begitu berarti, tapi yasudahlah. Aku akan tetap menjaga janjiku yang pastinya. Entahlah...
Di malam hari ternyata aku diajak ke acara pernikahan disini. Suasana yang sangat tidak aku bayangkan. Acaranya di sebuah gedung serba guna di bawah sebuah masjid yang sangat besar. Ternyata, ukhuwah islam disini luar biasa kuatnya. Dan ternyata banyak juga warga muslim disini. Aku merasakan hal yang benar-benar tak bisa dibayangkan. Benar-benar tak dapat dituliskan dan digambarkan dengan kata-kata. Aku merasa di rumah.

Kamis, 13 September 2012
Salah satu suasana yang sangat aku suka. Cuaca mendung teduh di pagi hari. Haaaah, segar rasanya. Menundukan hati yang marah, menenangkan hati yang gelisah.
Saat itu ketika berangkat ke tempat proyek tempat kerja praktikku di klungkung, aku melihat sebuah tulisan di belakang sebuah mobil. “terlalu mencintai dunia, sumber segala dosa.” Iya iya, terlalu mencintai dunia adalah sumber segala dosa dan kegelisahan. Adapun salah satu dari Hadits ‘arbain yang artinya :
“Dari Abu Abbas Sahi bin Sa’ad Assa’idi ra. Dia berkata : Seseorang mendatangi Rasulullah SAW, maka beliau berkata: Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan mencintaiku, maka Beliau bersabda, “Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai manusia. (hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan)”
Cintailah dunia sesukamu, cintailah anak dan istrimu sesukamu, cintailah hartamu sesukamu. Tapi ingat, suatu saat kau pasti akan berpisah dengan itu semua.
Lalu ada juga sebuah hadits yang sangat bagus.
“Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhoan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yan hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak didunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”
Jadi, intinya adalah jika kita hijrah atau melakukan sesuatu karena harta dan wanita ataupun kehidupan baik di dunia Insya Allah pasti kita dapatkan. Tapi, tidak lebih dari itu! Namun, jika kita berhijrah atau melakukan sesuatu karena Allah dan Rasul-Nya, maka Insya Allah pasti semuanya akan kita dapatkan. Pasti !!
Siang harinya, aku mendapatkan sms tauhid lagi yang isinya
“Kesulitan dan kepahitan sudah dirancang sempurna oleh Allah bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk membersihkan dan memuliakan kita bila tepat menyikapinya.”
Allah sesuai dengan prasangka makhluknya, maka berbaik sangkalah.
Malam hari dia sms.
“selamat malam. Maaf yaa jarang bales sms, aku lagi riweuh. Pacar aku sakit. Udah seminggu ga kerja.” tapi keadaanku saat itu sedang tidak ingin berkomunikasi dengannya. Malam itu tak kubalas.

Jum’at, 14 September 2012
Pagi ini kubalas pesannya. Aku hanya mengatakan iya, mudah-mudahan lekas sembuh. Tak ada kata-kata lain. Diapun hanya membalas “makasiih :)”.
Seperti hari biasanya aku pergi ke proyek sebentar lalu menunaikan Sholat Jum’at dan kembali ke rumah. Tak banyak yang kulakukan hari ini.
Lalu dimalam hari aku chating dengan dia. Dia bercerita tentang pacarnya yang sakit dan dialah yang merawat dan mengantarkannya ke dokter. Betapa beruntungnya dia. Nampaknya pacarnya bukan hanya sekedar ingin pacaran atau bagaimana. Tapi dia memang benar-benar butuh “seseorang”.

Sabtu, 15 September 2012
My will is my will. Itulah yang membuat hidup dan hariku terasa bebas dan tak merasa bersalah dengan tanpa masalah.
Aku pergi dengan keinginanku sendiri menyusul temanku yang sudah pergi lebih dahulu ke Tabanan. Ditemani matahari sore yang hangat di sepanjang perjalanan. Hah...
Rohis teroris. Pemberitaan baru-baru ini yang megusik teman-teman aktivis Rohis. Salah satu stasiun televisi menyinggung bahwa cara rekrutmen teroris sekarang adalah melalui ekskul-ekskul di SMP dan SMA. Aku sebagai salah satu alumni rohis di SMA pun merasa tersinggung. Tapi ya, apa yang bisa aku lakukan. Atau, aku yang mulai sudah tidak peduli dengan dunia rohis dan dakwah. Entahlah...
Setiap harinya aku sempatkan untuk berselancar di dunia maya melalui media situs jejaring sosial. Aku selalu menyempatkan waktu karena hanya itulah yang membuat aku bisa semakin bahagia karena bisa tetap berkomunikasi dengan teman-temanku. Dan, salah satu yang mebuatku benar-benar bersyukur dan bahagia adalah aku mempunyai cerita masa lalu dengan teman-temanku yang begitu indah, dan di masa depanpun aku masih bisa merajut kenangan itu lagi. Teman yang selalu ada disaat bahagia maupun sedih, disaat senang maupun susah. Alhamdulillah :)
Lalu aku chating  dengan temanku yang mempunyai kasus hampir sama denganku. Lalu, dari percakapan itu aku mendapat suatu prasangka bahwa :
“aku untuk dia adalah sebagai penguji kesungguhan kesetiaan. Dia untukku adalah sebagai penguji keikhlasan”.
Hah, yasudah.. malam itu aku dan temanku membakar ayam dan udang untuk makan malam. Dan untuk menghilangkan rasaku yang tidak karuan aku menonton pertandingan sepak bola. Sunderland vs Liverpool. Aku tidur setelah pertandingan itu selesai.

Minggu, 16 September 2012
Hari ini kami pergi main ke pantai dreamland dan pantai ulubuntu dekat pantai uluwatu, aku pergi main dengan teman-temannya temanku juga. Sunset kedua yang aku saksikan di Bali. Dan, aku masih sendiri menikmati pemandangan ini.

Senin, 17 September 2012
Tak banyak yang dilakukan hari ini. Di proyek kami hanya melihat-lihat dan main. Entah harus tertawa atau sedih, tapi yang jelas aku kaget. Temanku yang sedang beristirahat dibalik bronjong hampir tertimpa oleh batu bolder yang diangkat oleh backhoe. Hampir saja, jika saja batu itu besar ataupun sedikit lebih dekat kepada temanku entah apa yang terjadi. Mungkin, tamatlah sudah.
Lalu aku hanya memfoto-foto keadaan alam yang masih begitu alami disekitar proyek.
Malam ini aku sangat ingin makan mie ayam. Tapi aku takut jika makan mie ayam disembarangan tempat orang berjualan. Disini harus lebih hati-hati. Bukan suudzon, tapi hati-hati dan waspada. Meskipun yang berjualan orang muslim, tapi belum tentu ayam disini disembelih dengan cara yang benar menurut Islam. Maka aku masih sangat berhati-hati untuk jajan. Bahkan, jajanan yang tidak perlu dipertanyakan atau dikhawatirkan halal haramnya pun aku belum berani. Seperti hanya gorengan maupun es campur dan yang lainnya.

Selasa, 18 September 2012
Subuh ini temanku mendapat nasihat dari ayahnya. Dari kamar sebelah aku diam-diam mendengarkan dengan seksama. Isinya kurang lebih adalah agar kita beribadah dengan ilmu. Ilmu tanpa amal sama dengan lumpuh. Amal tanpa ilmu sama dengan buta. Dan, apakah kita tidak malu jika nanti ketika anak kita bertanya suatu hal yang sederhana tentang agama dan kita tidak bisa menjawabnya? Dan bagaimana jika kita disuatu tempat atau lingkungan yang dimana sedikit atau bahkan tidak ada orang lain yang lebih paham tentang agama. Kita akan bertanya pada siapa jika hal-hal sederhana seperti tentang fiqih saja tidak tahu.
Di malam hari dia sms. Menanyakan suatu hal yang mungkin tidak penting. Aku bercerita kepada teman perempuanku. Kata teman perempuanku dia kangen tapi gengsi. Entahlah, mungkin hanya aku saja yang ke ge-er-an. Dan sebelum tidur aku kirim dia sms “kalau kamu kangen saya, saya jauh lebih kangen........” dan seterusnya.

Rabu, 19 September 2012
Tak kusangka, ternyata dia membalas sms. “siapa yang kangen? Ge er :p” haha..
Lalu aku balas
“bakso bulat seperti bola pingpong,
Kalau lewat mengisi perut kosong,
Jadi anak jangan suka berbohong,
Kalau bohong diculik nenek ompong.
Kalau kangen bilang aja kangen, gausah gengsi”
Dia balas lagi
“aku selalu kangen tapi bukan sama kamu, sama pacar aku”
Dan, seperti biasa. Selanjutnya dia membalas sms seperlunya dan dingin.
Oh iya, hari ini aku futsal dengan teman-temannya temanku. Ternyata disini juga ada FPOK. Mengingatkanku pada dia. Mereka semua rata-rata bermain dengan sangat hebat. Dan ternyata, mereka kebanyakan keturunan orang sunda. Dan akupun jika mengobrol dengan mereka menggunakan bahasa sunda.

Kamis, 20 September 2012
Ada sebuah surat yang tadinya ingin kukirimkan untuk dia, tapi untuk apa?
Surat dengan bagian depan gambar dengan tangan sendiri
“ I <3 U ”
Lalu berisikan kata-kata
.......
Tak peduli apapun yang terjadi,
tak peduli seperti apapun dirimu,
tak peduli siapapun dirimu yang sesungguhnya,
tak peduli bagaimanapun masa lalumu.
Yang kutahu hanyalah
“Aku jatuh cinta kepadamu”
.......
Entah harus berapa kali aku mengatakan hal ini..
Milyaran kalipun sepertinya tak akan mengubah keadaan.
Membuat kau menjadi milikku.
Aku cinta padamu
.......
I was born to tell you I love you,
and I am torn to do what I have to, to make you mine...
.......

Mungkin aku memang harus benar-benar mundur. “just be a good guy”. Memang dari pertama aku berfikir “bukan tentang mendapatkan sesuatu, tapi menjadi yang terbaik”. Dan hanya ingin menjadi orang baik yang tidak merusak hubungan baik seseorang.
Tapi, setelah menanyakan dan meminta saran dari beberapa orang. Nampaknya tak apa-apa menyatakan perasaan kepada seseorang yang sudah memiliki pacar. Dan akupun sepertinya memang tergoyahkan dan memberanikan diri mengungkapkannya.
Bukan tentang salah siapa, atau siapa yang memulai duluan. Mungkin semuanya hanya perasaan sesaat dan terbawa suasana. Tapi jika sesaat, mengapa sampai sekarang masih terasa. Dan masih belum bisa benar-benar melepaskannya.
Aku juga membayangkan jika pacarnya adalah kakakku sendiri. Di usia segitu akhirnya dia menemukan “seseorang”, tapi ternyata jika dia meninggalkannya untukku. Pasti kecewa.
Atau bahkan aku sendiri yang diposisi itu. Penantian sekian lama kepada seseorang yang dicinta akhirnya berbuah manis dan akhirnya dapat memilikinya. Namun, jika ternyata dia pergi karena laki-laki lain. Sudah pasti kecewa dan sangat sedih.
Pasti akan kutemukan kebahagiaanku suatu saat. Janganlah berdoa karena ingin, tapi karena butuh. Atau ingin dan butuh. Karena Allah tidak pernah terlambat ataupun terlalu cepat dan tergesa. Tapi pasti tepat waktu. Tepat waktu tahu kapan kita benar-benar butuh. Bukan sekedar ingin.
“Cinta adalah dimana kebahagiaan orang lain lebih penting daripada kebahagiaan diri sendiri.”
Mungkin memang seperti yang sudah kukatakan. Aku untuknya penguji kesetiaan. Dia untukku penguji keikhlasan. Dan memang harusnya sejak awal tetap begitu. Sejak awal akupun tak mau “terlibat” cinta. Tapi keadaan berkata lain. Aku tergoyahkan.
Sore ini aku pergi belanja oleh-oleh ke pasar kumbasari. Aku belanja di kios langganan ibu temanku. Tak banyak yang bisa kuceritakan.
Teringat masa kecilku yang hanya mengenal indahnya cinta meski tak berbalas dan tanpa ingin memiliki. Karena cinta yang terpendam itu indah. Namun, cinta yang diungkapkan dan berbalas itu segalanya, lebih dari indah.
Dan saat itupun aku memutuskan untuk memendam dan tidak mengungkapkannya karena masih tidak tahu jika aku pacaran nanti akan apa, pacaran itu untuk apa? Selain itu, akupun masih belum bisa mengendalikan “nafsu”ku. Jujur, aku takut.
Kemudian setelah lulus SMA pada 2 tahun awal kuliah aku hidup tanpa cinta, tanpa rohis, tanpa cerita. Kehidupan yang datar-datar saja. Ya bahagia, hanya kuliah, main dengan teman-teman, touring, main PC Game. Kuliah langsung pulang atau main ke kosan teman dan pulang malam. Lalu mengerjakan tugas, begadang dan yang lainnya. Tak ada konflik. Tapi ya, datar-datar saja. Hingga akhirnya akhir tahun lalu aku mengenal seseorang lewat twitter. Aneh memang. Tapi yasudahlah. Terlalu panjang untuk diceritakan. Yang jelas itu adalah kisah pertama yang menyedihkan. Sangat, baru pertama langsung seperti itu. Mungkin ada satu semester lebih aku dibuatnya tak karuan. Episode hidup yang benar-benar jatuh dan down untuk pertama kali. Tapi ya sudahlah. Ambil baiknya saja. Banyak pelajaran yang aku dapat. Pelajaran yang membuatku jauh lebih dewasa.
Mungkin lebih sedih kehilangan cintanya daripada harus kehilangan dia. Kehilangan seorang saja yang sayang kepada kita dalam hidup ini pasti menyedihkan.

Jum’at, 21 September 2012
Takdir, qodho dan qodar.
Ada beberapa golongan yang memiliki persepsi terhadap takdir :
1.     Nasib manusia sudah ditentukan oleh Allah. Manusia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menuruti ketentuan Allah. Bisa dikatakan semuanya mutlak ketentuan Allah.
2.    Manusia yang menetukan segala-galanya, manusia yang bisa menentukan takdir dan nasib yang dijalani. Semuanya mutlak ditentukan oleh manusia
3.    Nasib manusia tidak semuanya ditentukan oleh manusia atau Allah. Manusia berusaha, Allah menentukan.
Sulit untuk menjelaskan kepada dia apa arti sebenarnya dari takdir. Intinya takdir adalah akhir dari sunnatullah. Bukan merupakan sesuatu yang benar-benar mutlak. Karena ada yang namanya nasib dan ada yang namanya takdir. Itu adalah 2 hal yang berbeda.
Contoh parah dan paling buruknya golongan qodariyah (pertama) yang pernah mentorku ceritakan adalah sampai bahwa dia mencuri, melakukan maksiat dan yang lainnya juga itu adalah takdir dan kehendak Allah. Apakah hidup kita seperti itu? Tentu tidak!!
Sederhananya, takdir adalah ketentuan Allah yang tidak bisa dirubah. Contohnya adalah kita laki-laki atau perempuan, kita dilahirkan oleh siapa dan dari golongan mana. Itu adalah takdir. Nasib adalah ketentuan yang dapat dirubah, misalnya adalah kita mau jadi orang kaya atau miskin, orang sukses atau tidak. Semuanya perlu adanya sunnatullah atau usaha dalam merubahnya. Jika kita tidak berusaha dan bekerja mana mungkin bisa sukses dan kaya. Dan sebenarnya masih banyak contoh kompleksnya tentang takdir dan nasib. Atau lebih tepatnya Qodho dan Qodar.
Dalam surat Al-kahfi ayat 29 dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bebas dalam bertindak dan menentukan nasibnya sendiri. Dan dalam ayat lainpun dijelaskan bahwa Allah tak akan merubah keadaan atau nasib suatu kaum melainkan kaum itu sendiri yang merubahnya. Ya memang ujung-ujungnya adalah takdir. Tapi apalah artinya takdir tanpa sunnatullah atau usaha? Bagaimana bisa berubah jika kita sendiri tidak berusaha untuk merubahnya?
Allahu ‘alam....
Untuk apa Allah menciptakan sisi fujuroha wataqwaha? Mudah saja bagi Allah untuk menjadikan manusia menjadi satu kaum. Tapi kenapa Allah menciptakan begitu banyak perbedaan. Ya itu karena Allah membuat pilihan untuk menguji mana yang benar-benar beriman.
“satu hari yang lalu, satu detik yang lalu adalah takdir.
Kau tidak akan bisa merubahnya.
Satu hari yang akan datang, satu detik yang akan datang adalah harapan.
Kau pasti akan dapat mengubahnya”
banyak orang yang berhasil melalui ujian dengan kesusahan, tapi tidak sedikit orang yang terjerembab dan terpuruk karena tidak lolos ujian dengan kesenangan. mereka terlena dan tergoyahkan dengan kesenangan dunia.

Sabtu, 22 September 2012
Tadinya aku sudah berniat untuk tidak menulis tentang cinta lagi, hanya tentang kehidupan, pelajaran tentang hidup. Tapi ternyata, cinta adalah pelajaran hidup juga. Hidup tak dapat dipisahkan dari cinta. Dan, sampai sekarang aku masih terus menulis tentang cinta.
Jika dipikir secara logika, dia memang lebih baik dengan pacarnya yang sekarang. Usianya bagi seorang perempuan sudah cukup untuk menikah dan pacarnyapun sudah mapan. Aku? Masih jauh untuk ke arah menikah, walaupun aku serius untuk menikah jika kutemukan “seseorang”. Jika aku jadi dengan dia pun aku memang ingin serius. Yang pertama dan terakhir.
Namun, jika secara perasaan. Seharusnya mengikuti kata hati dan siapa yang benar-benar dia cintai. Karena, harta dan apapun tak akan bisa menggantikan rasa cinta. Bisa saja bahagia, namun jika tidak benar-benar cinta pasti batinnya akan tersiksa. Tapi entahlah. Itu pilihan. Bukan sekedar takdir.
Lalu sore hari ayah dan ibuku mengirim sms.
“ya kangen, di bandung nunggu maghrib”
Ternyata ada orang yang selalu dan jauh lebih kangen kepadaku, tapi kebanyakan aku malah melupakannya dan tidak sadar. Ayah dan ibu...
Seharusnya aku banyak bersyukur, tapi ternyata aku lebih banyak terpalingkan dari mereka.

Minggu, 23 September 2012
Pagi ini aku bermimpi sedang berada diruang kelas. Ada temanku waktu SD. Dia menangis dan entah mengapa, mungkin karena pikiran liarku atau karena apa. Dia menangis dan aku seolah meyakinkan kepadanya bahwa aku ingin membangun sebuah hubungan yang serius dengan dia. Entahlah....
Setelah bangun aku bergegas sholat shubuh, dan temanku mengajak bermain ke pantai sanur. Kami menikmati pemandangan suasana sun rise disana. Indah...
Kadang aku mengeluhkan betapa beratnya kisah dan episode hidup yang kualami. Kulihat ada beberapa teman yang nampaknya tidak begitu sulit. Jelas aku iri. Tapi mungkin segala sesuatunya baik ujian atau beratnya ujian adalah sesuai dengan tingkatan. Ya mungkin. Everyone have their own story.

Senin, 24 September 2012
Aku teringat saat awal-awal kenal dengan dia dan temanku yang lain. Satu hari kami pergi ke desa sebelah yang sedang ada sebuah acara. Mahasiswa dari kampus kami yang mengadakan. Disana aku sempat melamun dan berbicara dalam hati. “kapan aku menemukan seseorang? Aku menunggu untuk dipertemukan.”
Sampai akhirnya, tiba-tiba setelah hari-hari yang kami lalui. Rasa itu perlahan mulai muncul. Aku memang tak mudah untuk suka kepada seseorang, tapi jika sudah suka sulit melepasnya. Aku hanya bisa diam dan memendam rasa itu. Dan sampai kami sering mengobrol dan bercerita, sinyal dan kode pun aku sampaikan. Dan dia sepertinya punya rasa yang sama. Entah mengapa aku berani mengungkapkannya saat itu. Dan sekarang, entahlah apakah aku harus memendam rasa itu lagi. Aku benar-benar bingung dan heran dengan diriku sendiri. Kadang aku seolah ikhlas ingin benar-benar melepasnya. Namun terkadang benar-benar menginginkannya.
Sekarang, aku sedang mendengarkan lagu yang aku copy dari mobil ayah temanku. Ya, lagu-lagu romantis. Aku sangat mendambakan “seseorang” yang benar-benar kurindu. Begitupun dia. Dia yang selalu kuingat dan kuingin selalu ada dalam setiap cerita dalam hidupku, dan semuanya “always better with her”. Dan kuharap dia adalah dia. Tadinya aku lelah setelah seharian di proyek, mata perih dan badan sudah terasa letih dengan semuanya. Tapi seperti biasa aku tidak jadi beristirahat dan terus menuliskan catatan kecil ini. Dan Allah benar-benar sangat mudah merubah suasana hati, dari sedih ke bahagia ataupun sebaliknya. Benar-benar sangat mudah, bahkan tanpa alasan.
Semuanya masih tetap dalam angan-angan dan mimpi. Mimpi yang entah kapan benar-benar akan terwujud. Mimpi yang sudah sepertinya akan menjadi sebuah kenyataan. Tinggal sedikit lagi, namun.
Biarlah dulu, aku masih menuliskan catatan ini sampai aku benar-benar lelah dan akhirnya tidur terlelap. Mudah-mudahan tidurku ini menjadi penawar lelah. Lelah atas pencarian dan penantian. Dan mimpiku menjadi penawar rindu.
Aku selalu bercerita betapa aku sangat menginginkannya, kadang. Entah apakah aku murahan atau lemah atau bagaimana. Tapi, beginilah aku. Dulu, aku begitu kuat menahan perasaan. Tapi sekarang? Rasa ingin memiliki lah yang membuat aku berani mengutarakan dan mengungkapkan perasaan. Orang bilang “sedikit jual mahal lah, jangan terlalu murahan seperti yang terus-terusan mengejar. Kaya ga ada cewe lain” yayaya.. terserah.
Entahlah, beginilah aku. Semuanya tergantung dan tidak menentu. Dan entah sepertinya sulit untuk berkata tidak, bahkan pada diri sendiri.
Menunggu dan terus menunggu....
Ya, aku merasa lebih dewasa sekarang. Lebih bisa mengendalikan perasaan dan tidak terlalu galau seperti dulu. Tapi, perasaan galau atau sedih dan merenung itu beberapa saat memang diperlukan. Membuat kita jadi berfikir.
Setelah meneruskan tulisan yang sempat tertunda. Ayah temanku membawakan makanan. Akupun makan, dan kebiasaan disini setelah makan, piring dan alat makan lainnya dicuci masing-masing. Ya teringat waktu itu sering, pernah atau kadang aku mencuci piring dengan dia.
Ya, cukup untuk hari ini.
Akhirnya tubuh ini sudah benar-benar butuh istirahat. Saatnya memenuhi hak tubuhku untuk istirahat. Berharap besok adalah hari yang luar biasa, hari yang bahagia. Berharap besok selalu lebih baik dari hari ini.

Selasa, 25 September 2012
“Jatuh cinta tidak membutuhkan alasan, 
dan bertarung untuk memenangkan cinta 
tidak membutuhkan penjelasan.

_Mario Teguh_
Kata-kata dari pak mario yang membuatku bingung lagi. Apakah “perjuangan” ini harus dilanjutkan?
Apakah ini salah? Suka dan “mendekati” seseorang yang sudah memiliki pacar. Memang belum menjadi sebuah ikatan yang pasti dan bukan “merusak rumah tangga”. Tapi apakah benar melakukan semua ini?
Dan terlintas keinginan untuk cepat pulang, tapi apa yang akan aku lakukan nanti disana?
Lalu tidak lama kemudian dia sms “seneng banget bisa dansa sama dia”. Dia yang dimaksud adalah kecengan dia di fakultasnya. Menegaskan bahwa dia memang tipe “penikmat” cinta, kalau aku “pemburu” cinta. Bahasa kasar yang temanku jelaskan sih seperti itu. Usia segini memang sedang senang-senangnya suka sama orang. Dan sepertinya juga dia belum benar-benar ingin serius.
Yang kucari adalah cinta dan calon istri. Bukan pacar dan sekedar status. Dia belum bisa dikatakan calon istri, masih butuh sedikit polesan dan sentuhan akhir. Tapi, yang penting adalah bukan mencari yang sempurna. Yang penting adalah bagaimana caranya saling menyempurnakan satu sama lain. Dan aku inginkan itu. Menerima apa adanya dan saling menyempurnakan.
Huh, hari ini hari terakhir ke proyek. Tak terasa, saat diawal terbayang pasti akan terasa begitu lama. Tapi ternyata sudah akan selesai. Sudah hampir sore waktu itu. Waktu sholat Ashar tiba. Aku berwudhu disungai, dan aku sempatkan untuk duduk sebentar setelah wudhu dipinggir sungai. Damainya hati, suasana tenang dan angin yang bertiup sejuk. Nikmat Tuhan mana lagi yang harus ku dustakan?
Hari terakhir ini tak kusia-siakan untuk hal yang jarang bisa dilakukan. Aku mandi disungai dengan temanku. Hahaha. Terakhir aku mandi di sungai adalah waktu SD, aku mandi di sungai di Magetan. Kampung saudaraku, tak jauh dari Madiun.

Rabu, 26 September 2012
Ini hari terakhirku di Bali. Besok, aku harus kembali pulang ke Bandung. Nampaknya aku belum begitu mendapat arti yang kucari. Entahlah, aku yang tidak peka, tidak memperhatikan, atau memang tidak benar-benar mencari?
Kerja keras? Aku hanya berleha-leha saja dan bersenang-senang. Mungkin...
Tapi aku melihat seorang bapak yang benar-benar mirip ayahku. Tubuhnya yang sudah menua dan melemah, beliau masih harus bekerja menjadi seorang kuli. Tak lain tak bukan, Pasti!! Beliau rela bekerja keras menjadi kuli hanya untuk menafkahi keluarganya. Aku harusnya bersyukur dan bekerja lebih keras lagi. Jangan terlena oleh keadaan dan kenyamanan yang sudah ada. Dan aku, tak ingin orang tuaku di usianya yang sudah cukup tua masih harus bekerja menafkahiku dan keluarga yang lainnya. Seharusnya mereka tinggal dirumah menikmati hari tuanya. Diam di rumah. Sesekali aku mengunjunginya, jika perlu aku yang merawatnya. Dengan istriku nanti. Aku ingin melihat mereka selalu tersenyum. Aku tak ingin merepotkan mereka lagi. Sudah cukup aku selalu merepotkan mereka. Uang yang aku minta, kasih sayang yang mereka berikan mau sampai kapanpun tak akan bisa kubalas. Aku hanya ingin mereka beristirahat dengan tenang nanti. Aku ingin bertemu mereka di syurga nanti.
Maafkan aku yang kadang membentak mereka ya Allah. Terimakasih ayah, ibu. Tak ada yang bisa kukatakan lagi. Terimakasih... Maafkan aku.
IMAN?
Aku belajar beberapa hal. Toleransi beragama, pentingnya menguatkan ukhuwah, sholat berjamaah dan tepat waktu. Dan, yang paling penting adalah amalan dengan ilmu. Sudah saatnya aku harus lebih keras lagi belajar mencari ilmu tentang beribadah. Ketauhidan yang sudah kuat harus diperkuat dan disempurnakan lagi dengan fiqih yang benar.
CINTA???
Perjuangan? Penantian? Keikhlasan?

Kamis, 27 September 2012
Hari ini aku pulang. Jutaan petualangan yang tak dapat kutuliskan semua selama aku di Bali sudah kujalani. Dan memang tak harus dan tak perlu semuanya aku tulis. Ada yang tetap kusimpan sebagai misteri.
Tak tahu apa yang akan terjadi nanti di Bandung. Tapi yang pasti akan kupenuhi semua janjiku. Akan kusambut lagi jutaan petualangan yang akan datang. Dan aku akan kembali berusaha untuk menggapai semua mimpi dan ci
ta-citaku.
Aku akan belajar lebih giat, beribadah lebih rajin, dan akan selalu bersemangat dan tersenyum apapun yang terjadi.
Akan kutemui dia. Pasti!!
Namun,
Apakah aku harus mengatakan ini? Tapi aku tidak mau dan tidak sanggup mengatakannya. Karena aku mencintainya. Dan aku sangat menyayanginya.
“pergilah, dan tak usah cari aku lagi”
Entahlah.. aku pernah katakan bahwa aku tak janji bisa menunggu. Tapi kenyataannya sampai sekarang.
Aku masih menunggu... entah sampai kapan .
Aku masih menunggu. Entah apa yang membuatku masih bertahan sekarang. Aku masih tidak bisa membohongi perasaanku sendiri.
Mungkin, karena cinta. Tak peduli apapun yang terjadi. Tak peduli seperti apapun dirinya, tak peduli siapapun dirinya yang sesungguhnya, dan tak peduli bagaimanapun masa lalunya.
Semoga ini bukan cinta yang salah. Semoga ini cinta yang benar. Jika ini cinta yang salah? Yasudahlah. Tapi apakah ada cinta yang salah?
Tapi entahlah, aku hanya bisa berusaha dan sabar. Allah yang menentukan hasil akhirnya. Seharusnya aku ikhlas. Tapi akankah selamanya harus terus begini, dengan keadaan seperti ini?
Bukan keadaan yang salah, bukan waktu pula yang tidak tepat. Mungkin memang ini jalan-Nya.
Entah apa maksud-Nya selama ini. Namun memang seharusnya aku berjalan sampai ujung, dan pasti akan kutemukan rahasia dibalik rahasia.
Yaaah, begitulah pengalaman yang dapat aku tuliskan di catatan kecil ini. Ya, nampaknya aku lebih banyak bercerita tentang cinta. But, it’s my life...
Selamat tinggal Bali,
Selamat datang Bandung...

Kamis, 12 Juli 2012

"Pengamen dan Kotak Amal"


"pengamen dan kotak amal"


beberapa hari yang lalu ketika saya pergi ke sebuah warung untuk membeli jus.
saya mendengar ada pengamen yang sedang mengamen.
niat dalam hati ingin memberi, meskipun hanya beberapa rupiah.
tapi ternyata pengamen itu tidak meminta uang kepada saya, dia pergi begitu saja..
saya hanya bisa tersenyum dan tidak merasa begitu kecewa.


lalu kemudian saya pergi ke sebuah warung nasi padang untuk menemani teman saya makan.
saya menemukan kotak amal disana, uang yang ingin diberikan ke si pengamen tadinya mau dimasukkan ke kotak amal.
tapi saya lebih memilih untuk tidak memasukkannya ke kotak amal.


lalu tidak lama kemudian si pegamen itu datang ke warung nasi padang tempat saya dan teman saya makan.
dan dengan tidak ragu lagi si pengamen meminta uang dan saya pun dengan tidak ragu memberinya uang yang tadinya ingin saya beri.


silahkan artikan hikmahnya menurut persepsi teman-teman masing-masing :)