Selasa, 28 Januari 2014

sebuah kutipan :')

"Wanita berkualitas diibaratkan seperti putri yang tinggal di rumah sederhana berpintu kayu. Pria yang datang ke sana tidak membutuhkan trik manipulatif dan pengorbanan demi membuka pintunya. Hanya bermodalkan ketukan perlahan, salam yang sopan dan jadi dirinya apa adanya. Saling tertawa, tidak ada jaim, tidak ada sok tulus, tidak ada sogokan, hanya dua diri apa adanya.
Mereka bahkan tidak tahu kapan persisnya mereka telah jatuh cinta pada satu sama lain, “It just happens” kata mereka berdua. Padahal mereka belum berjuang apa-apa.
Lalu mereka bekerjasama membangun benteng yang solid. Dengan pertahanan berlapis, sekokoh benteng yang dibangun oleh putri di cerita sebelumnya. Tujuannya untuk mempertahankan cinta mereka dari berbagai terjangan dunia yang menghadang. Dan di sinilah pria itu berjuang dan berkorban demi mempertahankan hubungan yang mereka miliki, sambil didukung sang wanita dari belakang. Menghadapi dunia, menghadapi penolakan ortu, menghadapi orang-orang nggak laku yang berusaha merusak hubungan mereka, sambil berpegangan tangan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar